Muqaddimah
Bab I Negara Hukum dan Kekuasaan Bab II Majlis Syuro Bab III Dewan Syuro Bab IV Kekuasaan Pemerintah Negara Bab V Dewan Fatwa Bab VI Dewan Imamah Bab VII Pembagian Daerah Bab VIII Keuangan Bab IX Kehakiman Bab X Warga Negara Bab XI Pertahanan Negara Bab XII Pendidikkan Bab XIII Ekonomi BAB XIV Bendera Dan Bahasa BAB XV Perubahan Qanun Asasi Cara Berputarnya Roda Pemerintahan. |
QANUN
ASASI
NEGARA ISLAM INDONESIA
Bismilaahir
Rahmaanir Rahiim
Inna fathna lakaa fathan mubiina.
Sejak mula pertama Umat Islam
berjuang, baik sejak masa kolonial Belanda yang dulu, maupun pada masa
kedudukkan Jepang, hingga pada zaman Republik Indonesia, sampai pada saat ini
selama itu mengandung suatu maksud yang suci, menuju arah yang mulia, ialah:
"mencari dan mendapatkan Mardhatillah, yang merupakan hidup di alam
ikatan dunia baru, yakni Negara Islam Indonesia yang merdeka."
Dalam masa Umat Islam melakukan
wajibnya yang suci itu dengan beraneka jalan dan haluan yang diikuti, maka
diketemuinyalah beberapa jembatan yang perlu dilintasi ialah jembatan
pendudukkan Jepang dan Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia.
Hampir juga kaki Umat Islam selesai
melalui jembatan emas yang terakhir ini, maka badai baru mendampar bahtera
Umat Islam hingga keluar dari daerah Republik, terlepas dari tanggung jawab
Pemerintah Republik Indonesia.
Alhamdulillah, pasang dan surutnya
air di gelombang samudera tidak sedikit pun mempengaruhi niat suci yang
terkandung dalam kalbu Muslimin yang sejati. Di dalam keadaan yang demikian
itu, Umat Islam bangkit dan bergerak mengangkat senjata, melanjutkan Revolusi
Indonesia, menghadapi musuh yang senantiasa hanya ingin menjajah belaka.
Dalam masa revolusi yang kedua
ini, yang kerana sifat dan coraknya merupakan Revolusi Islam, ke luar dan ke
dalam maka Umat Islam tidak lupa pula pada yang wajibnya membangun dan
menggalang suatu Negara Islam yang Merdeka, suatu Kerajaan Allah yang dilahirkan
di atas dunia, ialah syarat dan tempat untuk mencapai keselamatan tiap-tiap
manusia dan seluruh Umat Islam, zahir, maupun batin, di dunia hingga di
akhirat kelak.
Kiranya dengan tolong dan Kurnia
Ilahi, Qanun Asasi yang sementara ini menjadi pedoman kita, melakukan bakti
suci kepada ‘Azza wa Jalla’ dapatlah mewujudkan amal perbuatan yang nyata,
dari tiap-tiap warga negara di daerah-daerah, di mana mulai dilaksanakan
hukum-hukum Islam, ialah Hukum Allah dan Sunnatin Nabi.
Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan
Taufik dan Hidayah-Nya serta tolong dan Kurnia-Nya atas seluruh Negara dan
Umat Islam Indonesia, sehingga terjaminlah keselamatan Umat dan Negara dari
tiap-tiap bencana yang mana pun juga. Amin!
"Wa lau anna ahlal quraa
aamanuu wattaqau la fatahnaa ‘alaihim barakaatim minas samaa-i wal ardhi...
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, maka pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi... Al-Quran, Al A’raaf, 7: 96. |
Pasal
1
Pasal
2
|
Pasal
4
Pasal
5
|
Pasal
6
Pasal
7
Pasal
8
Pasal
9
|
Pasal
10
Imam Negara Islam Indonesia
memegang kekuasaan Pemerintah menurut Qanun Asasi sepanjang Hukum Islam.
Pasal
11
Pasal
12
Pasal
13
Pasal
14
Sebelum melakukan wajibnya, Imam
menyatakan bai’at di hadapan Majlis Syuro sebagai berikut :
Bismi’llahi’r-Rahmani’r-Rahim
Asyhadu al laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasuulullah. Wallahi (Demi Allah), saya menyatakan bai'at saya sebagai Imam Negara Islam Indonesia, di hadapan sidang Majlis Syuro ini, dengan ikhlas dan suci hati dan tidak kerana sesuatu di luar kepentingan Agama dan Negara. Saya sanggup berusaha melakukan kewajiban saya sebagai Imam Negara Islam Indonesia dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya sepanjang ajaran Agama Islam, bagi kepentingan Agama dan Negara.
Pasal
15
Imam memegang kekuasaan yang
tertinggi atas seluruh Angkatan Perang Negara Islam Indonesia.
Pasal
16
Imam dengan persetujuan Majlis
Syuro menyatakan perang, membuat perdamaian/perjanjian dengan negara lain.
Pasal
17
Imam menyatakan keadaan bahaya.
Syarat-syarat dan akibat-akibat keadaan bahaya ditetapkan dengan
undang-undang.
Pasal
18
Pasal
19
Imam memberikan amnesti, abolisi,
grasi dan rehabilitasi.
Pasal
20
Imam memberikan gelar, tanda jasa
dan tanda-tanda kehormatan lainnya.
|
Pasal
21
|
Pasal
22
|
Pasal
23
Pembagian daerah dalam Negara
Islam Indonesia ditentukan menurut Undang-Undang.
|
Pasal
24
|
Pasal
25
Pasal
26
Syarat-syarat untuk menjadi dan
untuk diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan Undang-undang.
|
Pasal
27
Pasal
28
Pasal
29
Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, melahirkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya,
ditetapkan dengan Undang-undang.
|
Pasal
30
|
Pasal
31
|
Pasal
32
|
Pasal
33
|
Pasal
34
|
|
,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar