بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Minggu, 16 Desember 2012

DIRIKU

DIRIKU
Mukadimah
   Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya yang tak terhingga
   Berikut ini adalah sebagian  cerita tentang perjalanan hidup saya dan liku -liku keluarga yang masih dapat saya ingat hingga sekarangdan saya coba untuk mempersembahkan melalui tulisan ini.
Dengan segala kerendahan hati dan tidak ada unsur untuk membanggakan diri atas segala kesalahan atau kehilafan yang telah saya lakukan tetapi ini adalah realita yang ada di masa lalu saya.
Tahun 1979 tepatnya tanggal 14 oktober rebo legi,di tengah sulitnya himpitan ekonomi karna panas yang berkepanjangan dan kemiskinan yang memprihatinkan.lahir seorang bayi laki-laki ke 3 dari pasangan karjio asal imogiri-bantul jawa tengah dari kasta ksatria jogja yang tersisih dan sumiyati(alm)asal banyuwangi kasta sudra. yang sebelumnya telah mempunyai 2 anak laki2-laki juga yaitu supriyanto dan sunardi.di sebuah gubuk beratap ilalang dan ber dinding anyaman bambu saya dan kedua kakak saya di besarkan di desa sumber sari teluk dalem,kec mataram baru lampung timur dengan ber bagai keterbatasan.dan lingkungan yang tak bersahabat,di sekeliling kami tinggal komunitas yang dari berbagai latar belakang profesi(judi,rompak,maling,dan latar belakang pendidikan yang rendah rata2 lulusan smp).Bertahan hidup di dalam kesulitan yang menumbuhkan kami jadi pria struggle,berbekal kejujuran,keikhlasan,yang selalu kami dengarkan wejangan dari bapak/emak.makan apa adanya itu sudah jadi kebiasaan kami,bahkan jarang sekali kami menemui nasi untuk di makan,hanya ubi buah sukun,atau pisang muda yang di kukus lalu di makan bersama sambel trasi itu sudah cukup untuk mengisi perut stiap hari.itupun tidak berlangsung lama buah2 an tidak selamanya berbuah pasti ada pacekliknya,talas lah yang jadi penggantinya,dan ubi kayu itu pun bukan hasil dari kebun sendiri.kami bertiga hanya karna ingin bertahan hidup terpaksa mencuri dari kebun tetangga,miris sedih sakit,hingga air mata ini sudah tak bisa menitik lagi karna kering.kami dapat merasakan betapa beratnya dan luar biasanya beban yang di pikul emak/bapak.mungkin anda pernah mendengar cerita seorang ibu yang mengelabuhi tetangga dan menentramkan hati anak anaknya dengan seolah olah menanak nasi di tungku api padahal di dalamnya panci hanya air tanpa sesuatu pun,tapi kenyataan ini benar kami alami setiap pagi emak selalu melakuannya untuk menenangkan hati kami.bapak bekerja sebagai tukang batu bangunan,dan emak tertatih tatih menggendong sayuran yang di cari dari hutan untuk di tukar makanan dan beras di pasar,demi perut kami.ejek dan suara sumbang sudah tidak kami hiraukan lagi.guna membantu bapak membiayai kami,kakak tertua saya rela untuk menghentikan sekolahnya di tingkat SD dan berburuh untuk membantu membiayai menyekolahkan saya,saya sendiri sepulang sekolah membantu emak mencari sayuran di hutan untuk di jual ke pasar.sedikit ada modal emak belajar dagang gorengan di pasar alhamdulillah usaha emak lancar,lumayan buat bantu bapak.
Masa kanak kanak sangat jauh dari kebahagiaan seperti yang di alami oleh anak anak yang lain,tak ada mainan modern buatan pabrik yang saya miliki,semuanya buatan tangan sendiri,mobil2n dari bambu dan papan triplek dengan roda dari sandal jepit bekas,pistol2 an kayu dengan dop jari2 sepeda dan korek api,tapi itu cukup membuat hati ini sedikit terhibur.untuk ke sekolah karna sepatu udah pada jebol ya terpaksa nyeker,dan tidak punya wadah untuk mebawa buku maka kantong kresek saya gunakan sebagai TAs buku.saya tidak seberuntung teman-teman.tapi alhamdulillah meski begitu rapot saya selalu bagus bahkan saya tidak pernah meninggalkan peringkat/rangking kelas setiap ulangan.dan selalu mendapatkan hadiah buku tulis dari sekolah.
waktu berlalu,dengan sempit dan sulit kami tetap harus bertahan untuk hidup,meski entah sampai kapan.tiba saatnya untuk masuk smp,SMP NEGRI favorit lah yang jadi impian anak-anak pada masa itu yaitu smp negri 1 way jepara, begitu juga dengan saya,dengan tekad niat saya mendaftarkan diri dengan di antar kakak saya ke sekolah idaman,yang berjarak 11 kilo meter dari rumah,dan saya tempuh dengan naik sepeda untuk menuju ke jalan besar/aspal,kemudian sepeda saya titipkan dan di lanjutkan dengan naik angkutan umum.seleksi dan veri vikasi di lakukan sekolah alhamdulillah NEM saya mencukupi unutk di terima di sekolah tersebut.biaya spp tidak mahal tapi untuk membeli seragam putih putih,biru putih,batik,pramuka dan training untuk olah raga,itu yang membuat emak/bapak kelabakan cari utangan,sedih bila teringat usaha mereka.HANYA SURGALAH YANG PANTAS BUATMU EMAK BAPAK.singkat cerita saya masuk ke smp yang saya inginkan,tapi tiap hari saya harus mengeluarkan Rp500 perak,untuk ongkos angkutan umum.kasihan juga dengan emak/bapak hingga saya memutuskan untuk bersepeda hingga ke sekolah yang berjarak 11 kilo meter,jadi saya harus bangun subuh dan berangkat untuk tidak telat sampai di sekolah.22 kilo meter saya mengayun pedal sepeda setiap hari,tapi itu tidak seberat beban emak/bapak dalam memebesarkan kami.sedihnya bila musim hujan tiba,saya harus basah kuyup untuk sampai di sekolahan karna bila saya menunggu hingga reda maka saya kan telat,maka saya nekat saja meski sampai di sekolah harus basah kuyup hingga saya harus mencari duduk tersendiri agar tidak membasahi teman2 yang lain.sedihnya lagi buku ku pun ikut basah semua.saya tak pernah berfikir untuk jajan seperti teman teman karna untuk bisa sampai di sekolah pun beruntung sekali.sepulang sekolah saya langsung berganti pakaian dan menyusul emak saya ke hutan untuk mencari sayuran.kehidupan rohani saya masa ini sangat buruk tak mengaji,tak shalat,tapi sering berpuasa itu karna keadaan tak ada yang di makan yang memaksa untuk berpuasa,ibadah tak pernah terfikirkan orang tua pun tak pernah mamaksakan oleh karena yang terpikirkan saat itu hanya bagai mana dapat bertahan hidup,terlepas dari latar belakang keyakinan emak yang kejawen dan membakar menyan dan sesajenan juga bapak yang sebenarnya pintar sekali baca quran akan tetapi malah memilih menjadi imam HINDU DHARMA saat itu sebenarnya pilihan bapak beralasan untuk mencari selamat saat terjadi gejolak politik dan gerakan revolusi partai komunis yang berimbas jatuh korban rakyat kecil,pro islam dan pro komunis saling membunuh,hanya HINDU DHARMA lah yang tak tersentuh politik saat itu maka bapak memilih mendirikan,bahkan sebagai tokoh intelek dari HINDU DHARMA banyuwangi.
Berlanjut,,kesulitan ekonomi membuat iman islam kami terkikis dan tak tersentuh oleh air wudlu yang membuat kami makin tidak bersyukur dan bertambah kalang kabut,emak dan bapak semakin sering bertengkar,yang semakin membuat kami tak ter arah.sampai suatu ketika bapak terserang sakit reumatik akut yang membuat bapak lumpuh tak dapat berjalan,makin hancur tak berbentuk keluarga kami,tapi syukur kakak ku yang ke dua lulus dari STM yang langsung berniat pergi ke malaysia menjadi TKI guna membantu emak,masalahnya adalah biaya ke malaysia nggak punya sepeser pun,pinjam tetanggapun sama2 sulit.akhirnya kakak saya mencari jalan yang salah guna mendapatkan biaya ke malaysia,dengan merampok yang di temani oleh beberapa rampok yang tinggal di lingkungan kami,tapi hanya saya yang tau,mudah2 an emak/bapak gak tau kalo tau betapa hancurnya hati mereka.waktu berlalu tiba saat saya setelah lulus Smp harus melanjutkan sekolah dan saya harus,dalam keyakinan diri bagaimanapun caranya mesti tetangga kanan kiri mengkritik"wong buat makan aja susah kok mau sekolah"tapi saya udah niat.STM/SMK BUDI UTOMO pilihan saya dengan mengambil jurusan MEKANIK OTOMOTIF,saya bersekolah sambil bekerja pada hari minggunya,apapun yang dapat menghasilkan uang mulai dari kuli batu,buruh kebun,angkat kayu dari hutan,petik kelapa,dan apapun yang penting dapet uang halal buat ongkos sekolah,karna bapak masih dalam keadaan sakit.di setiap ada ulangan umum saya selalu bermasalah dan gak pernah dapet no test karna saya menunggak SPP dan itu pasti dan selalu,tapi saya gak pernah patah semangat,kebetulan saya dekat dengan wali kelas dari jalan ini saya mendekati kepala sekolah untuk mendapatkan no test di setiap ada ulangan umum.sebenarnya saya harus urus surat tidak mampu atau apapun itu untuk di ajukan ke fihak yayasan akan tetapi dengan jasa wali kelas dan kepala sekolah saya bisa dapatkan semua meski saya harus menggantinya dengan memasang no test di setiap bangku yang di sediakan untuk ulangan umum,dan prestasi saya yang menjadi pertimbangan kepala sekolah saat itu yang membebaskan saya dari biaya ulangan umum sampai ujian nasional.waktu itu siswanya masih sedikit yaitu kelas 3 (1 kelas otomotif,1 kelas tehnik mesin industri)kelas 2 juga sama dan kelas 1 (2 kelas otomotif dan 1 kelas mesin industri)yang masing2 kelas 30 siswa.saat itu saya kelas 1 dan ketua kelas 2 dan wakilnya (kusnandar dan tofiq),kami punya ide untuk membuat sesuatu yang berarti buat sekolah tercinta.akhirnya ketemu untuk mengumpulkan temen 2 yang se ide yaitu membentuk satu pleton pasukan baris berbaris.setiap sore kami latihan PBB,setelah matang dan bagus kami membuat seragam loreng ala militer dan semuanya di restui yayasan dan sekolah.lalu siap promosi


to be continuous

Tidak ada komentar:

Posting Komentar