بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Rabu, 28 Maret 2012

DUKUNGAN UNTUK JOKOWI OLEH PDIP DAN GERINDRA

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan calon-calon gubernur ternyata berbelok 180 derajat pada hari terakhir pendaftaran calon Gubernur Jakarta. Politikus Prabowo Subianto dan Djan Faridz berperan besar mengacak peta koalisi.

Laporan majalah Tempo berjudul "Para Bandar Calon DKI-1" mengungkap peran dua tokoh sentral tersebut. Beberapa petinggi PDI Perjuangan memberi konfirmasi adanya upaya Faridz menghadang koalisi Demokrat-PDIP, dengan menyokong Joko Widodo.

Restu Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Joko Widodo atau Jokowi turun setelah ditemui Faridz. "Saya dengar cerita itu, mungkin benar," kata Djarot Hidayat. Faridz --menteri perumahan rakyat yang juga pengusaha properti itu punya konflik dengan Fauzi Bowo, kandidat gubernur dari Partai Demokrat, dalam pengelolaan Pasar Tanah Abang.

Peta juga berubah saat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto turun gunung. Padahal, beberapa jam sebelum pendaftaran calon gubernur ditutup, Fauzi Bowo, gubernur DKI Jakarta yang sekarang berkuasa, sudah optimistis bakal menggandeng Adang Ruchiatna sebagai calon wakilnya. Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Taufiq Kiemas bahkan sudah menggaransi persetujuan dari istrinya, Megawati. (Baca:
Kode 08 Penyokong Jokowi)

Peta itu berubah, setelah Faridz dan Prabowo turun tangan. Prabowo bahkan menemui Megawati di kandang Partai Banteng itu di Lenteng Agung, Jakarta. Megawati akhirnya memilih menerima tawaran Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang menyorongkan Joko Widodo, Wali Kota Solo, sebagai calon gubernur. "Jalan sendiri saja. Kalau Pak Adang mau digandeng, silakan," kata Taufiq seperti ditirukan orang dekatnya.

Pendekatan Prabowo  terhadap Jokowi dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama gencar dilakukan menjelang hari terakhir pendaftaran. Prabowo bahkan menemui Basuki atau biasa dipanggil Ahok di restoran Intercontinental Hotel Jakarta. Ahok, politikus Golkar itu, dianggap berhasil memimpin Kabupaten Belitung Timur. "Gerindra rela tak mencalonkan kadernya," ujar Prabowo.

Berbeda dengan Prabowo, Faridz tak cuma mengubah peta dukungan PDI Perjuangan  untuk Fauzi Bowo. Di tubuh Golkar, politikus Partai Persatuan Pembangunan ini juga menanam dukungan dengan menyorongkan Nono Sampono untuk mendampingi Alex Noerdin. Partainya, Partai Persatuan Pembangunan, menjadi bagian koalisi dengan Golkar. Pilihan pada Nono, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden pada zaman Megawati ini membuat kisruh partai itu. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali kemudian menyatakan dukungan buat Alex sebagai "dukungan buat status quo".

Kebuntuan pecah setelah Faridz mengumpulkan para penentang Nono di Restoran Taman Sari Hotel Sultan pada Kamis dua pekan lalu. Dalam pertemuan pukul 19.00 itu, Faridz memarahi Lulung Lunggana, Wakil Ketua DPRD Jakarta, yang keras menentang dukungan calon Golkar. Sebab, ia dijagokan PPP menjadi wakil Alex. (Baca:
Belokan Terakhir di Merdeka Selatan)

Lulung sudah "berkampanye" dengan memasang pelbagai spanduk dan menghabiskan miliaran rupiah. Lulung luluh ketika Faridz berjanji mengganti uang yang sudah dikeluarkannya. Baik Lulung maupun Faridz, yang ditemui terpisah pekan lalu, hanya memberi cerita background. Keduanya menolak semua pernyataan mereka dikutip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar