بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sabtu, 28 September 2013

Imunisasi Musim Dingin Korea selatan


Korea selatan 29/09/2013
Ut korea wordpress.com
Reporter : Panji Hariyanto
Musim panas telah berlalu,musim gugur pun menjelang.Musim gugur merupakan masa transisi antara musim panas dan musim dingin di mana dahan dahan menguning dan daun daun berguguran.Udara dingin sudah mulai terasa pada malam hari walaupun tak sedingin pada musim dingin.
Pada musim gugur ini banyak hal di persiapkan untuk mengahadapi extremnya suhu di musim dingin seperti pakaian tebal dan terutama kesehatan para pekerja.Menurut C.S.P adalah salah satu mandor di perusahaan elektronik di kota gwangju yang wordpress temui dan wawancarai mengatakan”Perbedaan musim antara korea selatan dan negara asal para pekerja terutama saat musim dingin yang sangat extreme yang kemungkinan akan berpengaruh pada kesehatan para pekerja,oleh karena itu perlunya di berikan suntikan imunisasi (kekebalan tubuh)oleh pengusaha kepada para pekerja asing sebagai antisipasi agar terhindar dari gangguan penyakit yang timbul karena cuaca seperti influensa dan gangguan kesehatan lainnya,imunisasi ini di berikan pada musim gugur agar pada saat musim dingin tiba para pekerja siap secara fisik dan tidak terganggu kesehatannya”.
Hal ini di lakukansebagai sebuah bentuk tanggung jawab pengusaha kepada seluruh pekerja asing atas keselamatan dan kesehatannya dan bukan hanya sekedar eksploitasi buruh semata.

Sabtu, 21 September 2013

Tradisi Mudik saat Hari Raya Chuseok di Korea



Gwangju, 2013/09/15
utkoreanews.wordpress.com
Reporter : Panji Hariyanto
Tradisi mudik sepertinya tidak bisa dipatenkan oleh Indonesia saja. Mengapa? Karena ternyata di Korea pun tradisi ini ada. Mudik berarti pulang ke kampung halaman masing-masing. Berkumpul bersama sanak famili dan keluarga menjadi suatu keharusan dalam situasi tertentu.
Jika di Indonesia mudik lazimnya dilakukan saat menjelang hari raya Idul Fitri, maka di Korea tradisi mudik dilakukan saat hari Raya Chuseok (musim panen). Ada kesamaan antara mudik di Indonesia maupun di Korea, yaitu kemacetan. Baik kendaraan pribadi maupun umum memenuhi ruas jalan yang ada. Terminal dan stasiun pun disemuti oleh antrian para pembeli tiket yang ingin merayakan lebaran bersama keluarga tercintanya di kampung halaman.
Hari raya Chuseok yang jatuh pada tanggal 18~20 September ini dimanfaatkan oleh rakyat Korea untuk berlibur bersama keluarga. Biasanya, ada tradisi sungkem kepada para orang tua atau senior sebagai ungkapan rasa terima kasih atas jasa mereka terhadap anak-anaknya.
Menurut pantauan utkoreanews, terdapat ribuan orang mengantri di depan loket terminal kota Gwangju pada hari pertama liburan. Sedangkan arus balik terjadi pada H + 3  yaitu tanggal 20 September 2013. Namun demikian, dikarenakan sistem transportasi umum di Korea yang sedemikian majunya, tidak terlihat kemacetan yang parah seperti yang biasa terjadi sehari-hari di Kota Jakarta.

Selasa, 17 September 2013

Lagi, Kekerasan terhadap BMI terjadi di Korea


Gwangju, 2013/09/15

Reporter : Panji Hariyanto
Korea Selatan adalah salah satu negara favorit pilihan bagi tenaga kerja Indonesia untuk mengais rezeki. Tak heran, saat ini jumlah  TKI di negeri gangnam style ini mencapai lebih dari 35 ribu orang. Sebagian ada yang bekerja sukses, tapi ada juga yang kurang beruntung. Seperti yang dialami oleh seorang TKI bernama SJ (19 thn).  Pria yang berasal dari Indramayu Jawa Barat ini baru saja tiba di Korea pada pertengahan Agustus lalu.
Sebagai pekerja baru dia diperlakukan dengan baik oleh pemilik perusahaan. Ia pun sejatinya mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan dan di lindungi oleh undang undang ketenagakerjaan lokal dari tindakan kekerasan, diskriminasi dan tindakan amoral lainnya. Namun, ada saja pekerja korea yang berlaku kasar dan tidak ramah terhadapnya.
Menurut SJ setiap hari dia mendapat perkataan kasar, pemukulan dan pemaksaan bekerja pada saat jam istirahat dari salah satu pekerja yang senior yang ada disana. “Sekarang saya merasa tidak nyaman bekerja disana karena mendapat perlakuan seperti itu”, tuturnya ketika menemui kami.
Dari pantauan kami, memang tidak ada bekas luka ditubuh SJ. Namun efek dari perlakuan tersebut berdampak pada kondisi psikologis pekerja asal Indramayu ini. Kami sudah mencoba melaporkan hal ini kepada dinas tenaga kerja setempat.  Namun terkendala tidak adanya bukti atau bekas luka dari tindak kekerasan tersebut yang menyulitkan pelaku di jerat oleh hukum.
Hingga berita ini ditulis, pelaku telah diberi peringatan oleh pemilik perusahaan. Kami percaya kasus ini hanya salah satu dari banyak kasus yang tidak terungkap. Jika kita telah menunaikan kewajiban kita dengan baik, maka adalah hak kita untuk menuntut persamaan tanpa adanya diskriminasi dalam bekerja.